Hindu dan Islam
ternyata memang sama ? Kebanyakan umat Hindu dan umat Islam mungkin juga akan
terkejut membaca kalimat tersebut, seperti juga saat membaca tulisan saya tempo
hari “Muhammad adalah nabi umat Hindu ?” Tulisan ini memang saya buat sebagai
kelanjutan dari tulisan itu yang memang sudah saya janjikan untuk saya buatkan
kelanjutannya.
Mungkin tidak
seorangpun yang pernah membayangkannya, tidak juga saya sendiri. Hal ini saya
dapatkan dalam sebuah ceramah dari Dr. Zakir Naik, seorang ulama perbandingan
agama kelas dunia yang berasal dari India, seorang ulama yang terkenal sangat
brillian, dimana dalam setiap ceramah ataupun diskusi/debat ilmiah tentang
agama, dia selalu dapat menyebuntukan dalil-dalil yang tepat untuk setiap
permasalahan yang merujuk pada kitab-kitab suci agama Islam, Yahudi, Kristen,
dan Hindu, dimana semuanya dia menyebuntukan secara hapal diluar kepala, dan
dilakukan di hadapan masing-masing umat agama-agama tersebut termasuk
ulama-ulama dan pendeta-pendetanya.
Hal itu tidak
mungkin berani ia lakukan kalau memang tidak mempunyai kemampuan untuk memahami
dan menghafal masing-masing kitab suci tersebut (meskipun mungkin untuk
kitab-kitab selain Al-Qur’an tidak 100% hafal). Itupun mungkin masih ada
kitab-kitab agama lain lagi yang juga ia paham dan hafal isinya, misalnya
kitab-kitab agama Buddha, yang hal ini belum saya ketahui karena belum pernah
melihat ceramahnya atau debat ilmiah religi-nya yang berhubungan dengan agama
Buddha, kalau yang berhubungan dengan agama Islam, Kristen, Yahudi, dan Hindu,
saya sudah melihatnya sendiri.
Ada satu hal yang menjadi dasar apabila kita ingin
untuk mengetahui ajaran dari suatu agama dengan lebih baik, yaitu dari kitab
suci-nya. Ya benar, kitab suci-nya. Hal ini
juga membuat saya teringat saat SD dulu pernah diajarkan bahwa syarat sebuah ajaran/kepercayaan dapat dikatakan
sebagai agama, adalah adanya kitab suci. Tanpa itu tidak layak
sebuah ajaran/kepercayaan dipandang sebagai sebuah agama.
Orang dapat
mengatakan agamanya mengajarkan ini dan itu, bahwa mereka harus mempercayai dan
melakukan ini dan itu, tapi jika itu semua ternyata berbeda atau bertentangan
dengan apa yang disebuntukan dalam kitab sucinya, maka semua yang dipercayai
atau dijalankan itu mungkin saja tidak akan ada gunanya. Karena dalam agama
apapun selalu ada (sedikit atau banyak) pengaruh kebudayaan atau bahkan
pemikiran/ajaran yang dianggap orang menjadi bagian dari ajaran agama tersebut,
tapi ternyata bukan seperti itu yang diajarkan dalam kitab sucinya. Dan
ternyata bila kita membaca dan mempelajari suatu agama langsung dari kitab
sucinya, kita akan menemui hal-hal yang sangat menarik yang mungkin sangat
berbeda dari pemahaman kita semula tentang suatu agama, seperti yang sudah dilakukan
dengan sangat baik oleh ulama-ulama besar perbandingan agama seperti Ahmed
Deedat dan Zakir Naik, seperti topik utama yang akan kita bahas dalam tulisan
ini.
Definisi Hindu
Agama Hindu adalah sebuah agama
yang berasal dari daratan India, kemudian baru menyebar ke seluruh dunia.
Sesungguhnya kata Hindu memiliki definisi geografis, yaitu orang atau keadaan
orang yang menghuni di sekitar sungai Sindu. Menurut ahli sejarah, kata Hindu
pertama kali dipergunakan oleh orang Persia ketika pertama datang ke India melalui
jalan sebelah barat laut Himalaya. Menurut Encyclopedia of Religion and Ethics vol. 6 ref 699 :
kata Hindu tidak ada disebutkan dalam setiap literatur India, bahkan dalam
kitab sucinya sendiri sebelum orang Muslim datang ke India.
Menurut Jawaharlal Nehru dalam bukunya : Discovery of India page : 74 – 75
–> kata Hindu
pertama kali digunakan pada abad ke-8 pada masa Persia, dan tidak pernah
digunakan untuk menerangkan pengikut agama tertentu, tapi untuk menunjukkan
suatu komunitas masyarakat. Dan kata Hindu pertama kali digunakan oleh orang
Inggris untuk menunjukkan kepercayaan sebagian besar orang India.
Menurut Encyclopedia Britanica vol. 20 Ref. 581
: kata Hindu pertama kali digunakan oleh penulis Inggris pada tahun 1830 untuk
menggambarkan keadaan dan kepercayaan orang India. Dan karena berasal dari
orang Inggris, maka kata itu sekarang menjadi bahasa Inggris.
Sebenarnya orang Hindu
terpelajar keberatan thd penggunaan kata itu, karena menurut mereka itu salah
kaprah. Seharusnya nama agama Hindu
adalah : Sanata Dharma (agama yang abadi), Vedic Dharma (agama Weda), atau
Vedantist (pengikut Weda). Hal ini karena kata Sanata Dharma,
Vedic, ataupun Vedantist memang ada tersebut dalam kitab-kitab suci Hindu.
Apalagi saat ini agama Hindu sudah menyebar ke seluruh dunia, bukan hanya
menjadi kepercayaan yang dianut oleh orang India saja.
Definisi
Islam
Islam berasal
dari kata bahasa arab “salam” yang artinya “damai”,
atau kata “Salim” yang artinya penyerahan diri pada Tuhan.
Jadi Islam berarti : kedamaian yang didapat karena penyerahan diri pada
Tuhan. Dan semua yang menyerahkan diri kepada Tuhan disebut muslim.
Kata Islam banyak terapat dalam
Qur’an dan hadits nabi seperti di QS.
Al-Baqarah(2) : 208, sedangkan kata muslim banyak juga terdapat
dalam Qur’an dan hadits seperti pada QS.
Ali Imran(2) : 64.
Sebenarnya menurut kepercayaan
agama Islam sendiri, adalah salah
kalau mengatakan Islam adalah sebuah agama yang didirikan atau diciptakan oleh
nabi Muhammad. Islam sudah ada sejak dahulu kala, sejak manusia
pertama ada di bumi ini. Nabi Muhammad
bukanlah pendiri Islam, melainkan penutup para nabi. Jadi,
sebelum nabi Muhammad telah ada banyak nabi-nabi yang lain yang juga mengemban
amanat Tuhan untuk menyebarkan ajaran agama dari Tuhan.
Konsep
Tuhan dalam Hindu
Menurut orang
Hindu awam, Tuhan bisa ada 1, 10 ,100, 1000, atau mungkin sejuta. Tapi kalangan
Hindu yang terpelajar (umat Hindu yang mempelajari kitab suci dan sejarah
Hindu) akan mengatakan bahwa ajaran Hindu hanya percaya pada satu
Tuhan(monotheisme/ Tauhid).
Kebanyakan umat Hindu menganut
paham Phanteism/Fantaisme (Pancaran),
yaitu “Everything is God”
(semua adalah Tuhan). Matahari, bulan, bintang, bahkan ular-pun dianggap Tuhan.
Sedang umat Islam menganut paham “Everything
is God’s” (semuanya milik Tuhan). Pohon, manusia, bumi, bulan,
bintang, dll. semua adalah milik Tuhan. Dalam Hindu –> God, dalam Islam
–> God’s, perbedaannya hanya pada “’s”.
Maka jika umat Hindu dan Islam sepakat pada “’s” ini maka mereka akan bersatu.
Kitab suci Hindu
Kitab Hindu
terbagi dalam 2 kategori besar, yaitu : Sruti
dan Smriti.
Sruti = sesuatu yang diturunkan, yang didengar, yang dirasakan, dan yang
dipahami. Inilah yang diakui oleh cendekiawan Hindu sebagai wahyu Tuhan dan
derajatnya lebih tinggi dari kitab-kitab lain. Sruti terbagi dua yaitu : Weda
dan Upanishad.
Veda diambil dari kata
sansekerta “ved” yang artinya : pengetahuan. Jadi Weda artinya : pengetahuan yang sangat mulia.
Veda dibagi menjadi :
- Rigveda –> inti weda
- Yajurveda –> tentang mantra
- Samaveda –> tentang melodi
- Atharva veda –> formula magis
Veda dianggap paling dijamin
keasliannya dan paling di kramatkan, serta dianggap bernilai wahyu dari Tuhan.
Usia yang pasti dari kitab ini tidak ada yang tahu, ada bermacam-macam
pendapat. Dari yang bilang sudah 1310 juta tahun, sampai ada juga yang
mengatakan hanya sekitar 400 tahun saja. Siapa yang menulis, diturunkan pada
siapa, kapan pertama kali diturunkan, tidak ada yang tahu.
Kitab “kelas dua” setelah Sriti
adalah Smriti. Smriti
artinya ingatan. “sm” berarti mengingat. Cendekiawan Hindu mengatakan kitab ini
bukan dari Tuhan, tapi buatan manusia sebagai petunjuk hidup sehari-hari. Ada
juga kitab itihas – epik, ada 2 epik besar yaitu : Ramayana dan Mahabarata yang
mengisahkan tentang peperangan.
Ayat-ayat tentang Tuhan dalam kitab Hindu
Dalam kitab
Upanishad :
- Chandogya Upanishad Ch. 6 Sec. 2 V. 1 menyatakan bahwa Tuhan hanya ada satu.
- Shvetashatara Upanishad Ch. 6 V. 9 menyatakan bahwa Tuhan itu tidak punya ibu dan bapak, Dia tidak punya tuan dan pelindung.
- Shvetashatara Upanishad Ch. 4 v. 19 menyatakan bahwa Tuhan itu tidak ada sesuatupun yang menyerupai Dia
- Shvetashatara Upanishad Ch. 4 v. 19 menyatakan bahwa Tuhan tidak bisa dilihat. Tidak ada orang yang mampu melihat dengan mata.
Dalam kitab suci Hindu yang
paling sering dibaca orang yaitu Bhagavad Gita :
- Bhagavat Gita Ch. 10 V. 3 menyatakan bahwa Dia tidak dilahirkan, tak ada permulaan, Tuhan seru sekalian alam.
Dalam kitab
utama Hindu, Veda :
- Yajurveda Ch. 32 V. 3 menyatakan bahwa tidak ada rupa bagi Tuhan, Dia tidak pernah dilahirkan, Dia yang berhak disembah
- Yajurveda Ch. 40 V. 8 menyatakan bahwa Tuhan tidak berbentuk dan dia suci
- Yajurveda Ch. 40 V. 9 menyatakan bahwa “Andhatma pravishanti” artinya memasuki, dan “assambhuti” artinya benda/alam seperti api, air, dan udara. Maksudnya mereka yang menyembah benda/alam seperti api, air, udara, telah masuk kedalam kegelapan
- Atharvaveda Bk. 20 Hymn 58 V. 3 menyatakan bahwa sungguh Tuhan itu Maha Besar
- Pada Rigveda yang dianggap paling suci, pada Rigveda Bk. 1 Hymn 64. V. 46 dinyatakan : Tuhan itu Maha Esa, panggillah Dia dengan berbagai nama. Di Islam juga ada 99 nama untuk Tuhan yang satu.
- Juga diulangi pada Rigveda Bk. 10 Hymn 114 V. 5 menyatakan Tuhan itu satu tapi Dia disebut dengan nama yang bermacam-macam
- Pada Rigveda Bk. 2 Hymn 1 menyatakan bahwa ada 33 nama yang ditujukan pada Tuhan, diantaranya :
–
Rigveda Bk. 2 Hymn 1 V. 3 : Brahama
(pencipta), bahasa arabnya Choliq. Umat muslim tidak keberatan
kalau Allah dipanggil dengan Khalik atau Creator, atau Brahama. Tapi kalau
orang menyebuntukan Brahama itu adalah Tuhan yang berkepala 4 dengan mahkota,
umat muslim sangat tidak setuju.
–
Shvetashvatara Upanishad Ch. 4 V. 19 menyatakan tidak
ada satu makhlukpun yang menyerupai Tuhan.
–
Rigveda Bk. 2 Hymn 1 V. 3 : Vishnu (Wishnu)
artinya Sustainer (pemelihara alam), yang memberi rizki.
Bahasa arabnya adalah “Rabb”. Orang muslim tidak keberatan
Allah disebut Rabb, Vishnu, Sustainer, Cheriser. Yang jadi masalah adalah
Vishnu adalah Tuhan yang punya 4 tangan, tiap tangan memegang cakra, tangan
kirinya memegang rumah kerang, menaiki seekor burung garuda sambil bersandar
pada gulungan ular. Umat muslim tidak bisa menerima itu.
– Rigveda Bk. 1 Hymn 1 V. 1 menyebuntukan : kami tidak menyembah kecuali Tuhan yang satu
– Rigveda Bk. 6 Hymn 45 V. 6 menyebuntukan “sembahlah Dia saja, Tuhan yang sesungguhnya”
– Dalam Brahama Sutra disebutkan : “Hanya ada satu Tuhan, tidak ada yang kedua. Tuhan tidak berbilang sama sekali”.
– Konsep Tuhan menurut Islam
Jawaban terbaik umat Islam tentang Konsep Tuhan adalah apa yang terdapat pada QS. Al-Ikhlas (112) : 1 – 4 :
- Ayat 1 : Katakanlah, “Dialah Allah, Yang Maha Esa”
- Ayat 2 : Allah tempat meminta segala sesuatu
- Ayat 3 : Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
- Ayat 4 : dan tidak ada sesuatupun yang setara dengan Dia.
Ternyata ayat-ayat dalam
kitab-kitab Hindu yang disebut diatas tadi mempunyai kecocokan dengan apa yang
tertulis dalam surat Al-Ikhlas, seperti sebagai berikut :
- QS. Al-Ikhlas (112) : 1 = Chandogya Upanishad Ch. 6 Sec. 2 V. 1 –> Tuhan hanya satu.
- QS. Al-Ikhlas (112) : 2 = Bhagavat Gita Ch. 10 V. 3 –> Dia adalah Tuhan semesta alam
- QS. Al-Ikhlas (112) : 3 = Shvetashatara Upanishad Ch. 6 V. 9 –> Tuhan tidak punya bapak dan ibu
- QS. Al-Ikhlas (112) : 4 = Shvetashatara Upanishad Ch. 4 v. 19 dan Yajurveda Ch. 32 V. 3 –> tidak ada yang menyerupai Tuhan
Ayat-ayat dalam QS. Al-Ikhlas
dalam Al-Qur’an dan ayat-ayat dalam kitab-kitab Hindu tadi adalah merupakan
batu ujian terhadap keimanan. Jika ada yang mengatakan bahwa dia atau sesuatu
itu Tuhan, masukkan pada ayat-ayat dari Qur’an dan kitab-kitab Hindu tadi, bila
lulus, maka dia atau sesuatu itu benar adalah Tuhan, tapi kalau gagal maka
dia/sesuatu itu bukanlah Tuhan.
Sebagai contoh :
Ada “sebagian” umat Hindu yang
menyatakan bahwa Bhagwan Rajneesh adalah Tuhan. Dalam kitab
suci Hindu memang tidak ada satupun yang menyatakan dia adalah Tuhan, tapi ada
orang-orang yang menyatakan dia sebagai Tuhan. Untuk mengetahui
seseorang/sesuatu adalah Tuhan, masukkan dalam ayat-ayat tadi, kalau lulus, dia
benar Tuhan, kalau tidak berarti dia “Tuhan palsu”.
Al-Ikhlas ayat 1 : dia unik/hanya satu-satunya? Tidak. Masih banyak orang lain yang
mengaku sebagai Tuhan. Banyak orang juga menjalani kehidupan seperti dia :
makan, minum, tidur, berbicara, dll.
Al-Ikhlas ayat 2 : dia mutlak dan abadi? Tidak. Dia penderita asma, penyakit gula,
dan nyeri punggung kronis. Tuhan penyakitan? Dan pada akhirnya dia
juga mati seperti manusia lainnya. Tuhan mati?
Al-Ikhlas ayat 3 : dia tidak dilahirkan dan tidak punya ayah-ibu? Dia lahir di India
dan punya ayah-ibu. Tahun 1981 dia pergi ke Amerika dan melakukan ribuan
kunjungan di Amerika, kemudian membangun sebuah kota di daerah Oregon yang
bernama Rajneesh furm. Tapi kemudian dia ditangkap di Amerika dan pemerintah
Amerika menaruhnya di Furmbash. Dan dia mengaku sebagai Tuhan di Amerika. Dan
orang yang mengaku Tuhan itu minta rokok ketika di penjara. Tuhan
dipenjara? Tuhan minta rokok? Setelah dia kembali ke India, di kota Puna
dia kembali membuat markas yang dikenal sebagai masyarakat Osho.
Di sana ada sebuah prasasti bertuliskan “Rajneesh tidak pernah lahir
dan tidak pernah mati, pernah singgah di planet bumi pada tgl 11 des 1991 s/d
19 jan 1990”. Tapi mungkin mereka lupa mencantumkan kalau ia pernah
tidak diijinkan masuk ke 21 negara karena tidak punya visa. Tuhan yang
menciptakan dunia harus mengemis visa untuk masuk ke Negara-negara yang
terdapat dalam bumi yang telah diciptakan-Nya ?
Al-Ikhlas ayat 4 : tidak ada makhluk yang menyerupai Tuhan. Jadi apapun dan siapapun
di jagat raya ini yang dibandingkan dengan Tuhan, maka dia bukanlah Tuhan.
Rajneesh adalah manusia yang sama dengan manusia lain. Makhluk apapun di alam
semesta ini tidak ada yang akan lolos dari ayat ini untuk dapat dinyatakan
sebagai Tuhan.
Orang Islam memanggil Tuhannya
dengan nama “Allah”. Sekalipun kata “Allah” secara umum bisa
diartikan sebagai Tuhan, tapi nama ini adalah nama yang unik, benar-benar
menyatakan ke-esa-an Tuhan, tidak bisa seperti kata “God” dalam bahasa Inggris
yang bisa jadi Gods, Godes, God father, God mother, dll. yang tidak dapat
digunakan untuk meyatakan ke-esa-an Tuhan. Bahkan kalau dalam bahasa Indonesia
kita mengenal dua kata yang berbeda untuk “Tuhan” dan “Dewa”, maka kata “God”
dalam bahasa Inggris tidak bisa membedakannya. Misalnya kata “God of gambler”
bukan diartikan sebagai Tuhannya penjudi, tapi diartikan sebagai Dewa Judi.
Konsep kehidupan dan kematian dalam Hindu
Umumnya umat Hindu percaya apa
yang dinamakan “Samsara”, yaitu perputaran kelahiran dan
kematian berulang kali, yang dikenal dengan nama “Reinkarnasi”.
Yaitu orang yang sudah mati rohnya akan berpindah pada sosok lain yang akan
lahir kembali di dunia. Bila amalannya baik, maka ia akan terlahir kembali
dengan kehidupan yang lebih baik, tapi bila amalannya jelek ia akan terlahir
kembali dengan kehidupan yang buruk atau menjadi makhluk yang lebih rendah
derajatnya. Begitulah terjadi berulang kali. Mereka mengatakan konsep Samsara
inilah yang dapat menjawab mengapa ada orang yang lahir cacat dan miskin. Sebab
untuk apa Tuhan menciptakan orang cacat dan orang miskin di dunia ini?
Begitulah kepercayaan umum kebanyakan umat Hindu.
Akan tetapi ternyata hal ini
tidak terdapat dalam Weda. Yang disebuntukan Weda hanya “Punarjanam”
atau hidup berikutnya atau hidup lagi, tapi
bukan perputaran hidup-mati. Para cendekiawan Hindu mengatakan bahwa tidak
pernah ada konsep perpindahan roh/ reinkarnasi dalam Weda.
- Rigveda Bk. 10 Hymn 16 V. 4 – 5 berbicara mengenai kehidupan sesudah mati, bukan perputaran hidup-mati.
- Dalam Weda juga terdapat konsep surga dan neraka yang mirip dengan konsep dalam Islam. Surga digambarkan sebagai tempat yang sangat indah, banyak mengalir sungai susu, buah-buahan bermacam-macam, tempatnya indah, dll. Neraka juga digambarkan mrip dengan konsep dalam Islam, dimana neraka digambarkan dengan gambaran api, dimana di neraka orang akan mengalami penderitaan.
Terdapat beberapa ayat yang dapat jadi acuan :
- QS. Al-Baqarah(2) : 28 menyebuntukan bahwa manusia pada awalnya adalah mati, kemudian dihidupkan oleh Allah, lalu akan mati dan dibangkitkan kembali.
- QS. Al-Mulk(67) : 2 menyebuntukan bahwa Allah yang menciptakan hidup untuk jadi batu ujian. Hidup ini adalah ujian untuk kesuksesan di akhirat.
- QS. Ali-Imran (3) : 185 menyebuntukan bahwa setiap jiwa akan merasakan mati, pada hari akhir akan diperhitungkan semua amalan manusia. Orang2x yang selamat dari siksa api neraka dan memasuki surga, di sana mereka akan mendapatkan apa yang mereka inginkan di dunia, dunia ini hanyalah berisi permainan dan tipuan belaka.
- QS. Al-Baqarah (2) : 24 isinya menjelaskan tentang neraka.
Dalam konsep Islam, manusia
lahir ada yang kaya, miskin, sehat, cacat, semua adalah ujian bagi manusia. Dan
karena ujian yang berbeda-beda itulah kehidupan bisa berlangsung.
Minuman keras dalam Hindu dan Islam
QS. Al-Maidah(5) : 90 menyebuntukan larangan terhadap minuman keras, judi, menyembah
berhala, mengundi nasib, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan syaitan.
Dan menyuruh menjauhi perbuatan itu agar mendapat keberuntungan.
Dalam Hindu ternyata juga ada konsep yang serupa :- Minuman keras dilarang dalam kitab2x Hindu : Manusmriti Ch. 9 V. 235, Manusmriti Ch. 11 V. 55, Rigveda Bk. 8 Hymn 2 V. 12, dan banyak lagi bagian yang lain
- Judi dilarang dalam kitab Weda, misalnya : Rigveda Bk. 10 Hymn 34 V. 3
- Mengundi nasib dengan bermain dadu dilarang, mis : Rigveda Bk. 10 Hymn 34 V. 13
- Hal2x yang berhubungan dengan meramal adalah dosa, mis : Manusmriti Ch. 9 V. 258
No comments:
Post a Comment